Minggu, 23 November 2008

TEORI MODEL BETTY NEUMAN

TEORI MODEL BETTY NEUMAN


A. Konsep Dasar
Konsep utama yang terdapat pada model Neuman, meliputi: stresor, garis pertahanan dan perlawanan, tingkatan pencegahan, lima variabel sistem klien, struktur dasar, intervensi dan rekonstitusi (Fitzpatrick & Whall, 1989). Berikut ini akan diuraikan tentang masing-masing veriabel
1. Stressor
Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan berpotensial untuk menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasi stressor sebagai berikut :
a. Stressor intrapersonal : terjadi dalam diri individu/keluarga dan berhubungan dengan lingkungan internal. Misalnya : respons autoimmun
b. Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih yang memiliki pengaruh pada sistem. Misalnya : ekspektasi peran
c. Stressor ekstrapersonal : juga terjadi diluar lingkup sistem atau individu/keluarga tetapi lebih jauh jaraknya dari sistem dari pada stressor interpersonal. Misalnya : sosial politik.


2. Garis pertahanan dan perlawanan
Garis pertahanan menurut Neuman’s terdiri dari garis pertahanan normal dan garis pertahanan fleksibel. Garis pertahanan normal merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu keadaan stabil untuk individu, sistem atau kondisi yang menyertai pengaturan karena adanya stressor yang disebut wellness normal dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan adanya deviasi dari keadaan wellness untuk sistem klien. Selain itu ada berbagai stressor yang dapat menginvasi garis pertahanan normal jika garis pertahanan fleksibelnya tidak dapat melindungi secara adekuat. Jika itu terjadi. maka sistem klien akan bereaksi dengan menampakan adanya gejala ketidakstabilan atau sakit dan akan mengurangi kemampuan sistem untuk mengatasi stressor tambahan. Garis pertahanan normal ini terbentuk dari beberapa variabel dan perilaku seperti pola koping individu, gaya hidup dan tahap perkembangan. Garis pertahanan normal ini merupakan bagian dari garis pertahanan fleksibel.
Garis pertahanan fleksibel berperan memberikan respon awal atau perlindungan pada sistem dari stressor. Garis ini bisa menjauh atau mendekat pada garis pertahanan normal. Bila jarak antara garis pertahanan meningkat maka tingkat proteksipun meningkat. Oleh sebab itu untuk mempertahankan keadaan stabil dari sistem klien, maka perlu melindungi garis pertahanan normal dan bertindak sebagai buffer. Kondisi ini bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu relatif singkat. Disamping itu hubungan dari berbagai variabel (fisiologi, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat penggunaan garis pertahanan diri fleksibel terhadap berbagai reaksi terhadap stressor. Untuk lebih jelasnya tentang garis pertahanan ini, dapat dilihat dari gambar 2.1.
Gambar 2.1. Aplikasi Model Sistem Neuman dalam Keluarga
(Stepans & Knight. 2002)
Sedangkan garis perlawanan menurut Neuman’s merupakan serangkaian lingkaran putus-putus yang mengelilingi struktur dasar. Artinya garis resisten ini melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi jika ada invasi dari stressor lingkungan melalui garis normal pertahanan (normal line of defense). Misalnya mekanisme sistem immun tubuh. Jika lines of resistance efektif dalam merespon stressor tersebut, maka sistem depan berkonstitusi, jika tidak efektif maka energi berkurang dan bisa timbul kematian.
3. Tingkatan pencegahan
Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara keseimbangan yang terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tersier.
a. Pencegahan primer : terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup.
b. Pencegahan sekunder. Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.

c. Pencegahan Tersier
Dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energi. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.
4. Sistem klien
Model Sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka dan dinamis terhadap klien yang dikembangkan untuk memberikan suatu kesatuan fokus definisi masalah keperawatan dan pemahaman terbaik dari interaksi klien dengan lingkungannya. Elemen-elemen yang ada dalam sistem terbuka mengalami pertukaran energi informasi dalam organisasi kompleksnya. Stress dan reaksi terhadap stres merupakan komponen dasar dari sistem terbuka. Klien sebagai sistem bisa individu, keluarga, kelompok, komunitas atau sosial issue (Tomey & Alligood, 1998). Klien sebagai suatu sistem memberikan arti bahwa adanya keterkaitan antar aspek yang terdapat dalam sistem tersebut. Kesehatan klien akan dipengaruhi oleh keluarganya, kelompoknya, komunitasnya, bahkan lingkungan sosialnya.
Neuman meyakini bahwa klien adalah sebagai suatu sistem, memiliki lima variabel yang membentuk sistem klien yaitu fisik, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual. Selanjutnya juga dijelaskan oleh Neuman bahwa klien merupakan cerminan secara wholistik dan multidimensional (Fawcett, 2005). Dimana secara wholistik klien dipandang sebagai keseluruhan yang bagian-bagiannya berada dalam suatu interaksi dinamis. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa setiap orang itu akan memiliki keunikan masing-masing dalam mempersepsikan dan menanggapi suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Perubahan istilah dari Holistik menjadi Wholistik untuk meningkatkan pemahaman terhadap orang secara keseluruhan.
Disamping itu klien atau sistem dapat menangani stressor dengan baik, sehingga sakit atau kematian.tan atau stabilitasasi system. perubazhan dapat mempertahankan kesehatan secara adekuat. Keseimbangan fungsional atau harmonis menjaga keutuhan integritas sistem. Apabila bagian-bagian dari klien berinteraksi secara harmonis, maka akan terwujud jika kebutuhan-kebutuhan sistem telah terpenuhi. Namun apabila terjadi ketidakharmonisan diantara bagian-bagian dari system, hal ini disebabkan karena adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi.
5. Struktur dasar
Struktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan hidup dasar yang biasa terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik. Variabel-variabel tersebut yaitu variabel sistem, genetik, dan kekuatan/kelemahan bagian-bagian sistem.

6. Intervensi
Merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh, meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tertier.

7. Rekonstitusi
Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energi yang terjadi berkaitan dengan tingkat reaksi terhadap stressor. Rekonstitusi dapat dimulai menyertai tindakan terhadap invasi stressor..Rekonstitusi adalah suatu adaptasi terhadap stressor dalam lingkungan internal dan eksternal. Rekonstitusi bisa memperluas normal line defense ke tingkat sebelumnya, menstabilkan sistem pada tingkat yang lebih rendah, dan mengembalikannya pada tingkat semula sebelum sakit. Yang termasuk rekonstitusi adalah faktor-faktor interpersonal, intrapersonal, ekstrapersonal dan lingkungan yang berkaitan dengan variabel fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
Model Sistem Neuman ini sangat sesuai untuk diterapkan pada pengkajian di masyarakat, karena pendekatan yang dipergunakan adalah pada komunitas sebagai sistem klien.

Teori Modeling dan Role Modeling ( Erickson )

MODELING DAN ROLE MODELING

Teori model dan role modeling (MRM) menjelaskan paradigma dan teori tentang keperawatan. Teori dan paradigma model dan role modeling dibangun dari berbagai konsep. MRM dikategorikan dalam grand theory yang meliputi sejumlah middle range theory . MRM dapat diaplikasikan pada praktik klinik, program pendidikan dan juga penelitian. Teori ini berdasarkan filosofi dan asumsi tentang manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. MRM baik secara deduktif maupun induktif diturunkan dari pengalaman praktik, studi empiris dan beberapa teori dasar (Maslow, Erickson, Piaget, Bowlby, Winnicottt, Enggel, Lindemann, Seyle, Lazarus dan Saligman). Secara skematis ditampilkan sebagai berikut.

Dari bagan tersebut dapat dijelaskan tentang teori modeling dan role modeling. Teori modeling dan role modeling memandang manusia secara holistik. Manusia adalah holistic yang memiliki beberapa subsistem yang saling berinteraksi. Subsistem tersebut yaitu biofisikal, psikologikal, sosial dan kognitif. Penyerapan dari seluruh subsistem adalah merupakan satu kesatuan, yang meliputi genetic dan spiritual, termasuk juga tubuh, pikiran, emosi dan semangat (spirit) yang saling mempengaruhi dan mengontrol. Interaksi dari subsistem tersebut dan keutuhannya disebut holistic. Setiap individu dilahirkan dengan sepasang gen yang akan menampilkan perbedaan pertumbuhan, perkembangan dan respon dalam kehidupan. Genetik ini membangun karakteritik yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu. Genetik mempengaruhi bagaimana seseorang merasakan dirinya dan dunianya. Genetik juga membuat individu berbeda satu sama lainnya, masing–masing memiliki keunikan. Individu mempunyai insting untuk berafiliasi dengan individu lain. Individu membutuhkan kemampuan untuk bergantung pada suport system sementara pada saat yang bersamaan secara simultan mempertahankan kemandiriannya dari support system tersebut. Mereka butuh perasaan yang mendalam dari keduanya “ saya dan kita “, dan untuk merasakan kebebasan dan penerimaan dari keduanya (saya dan kita ).
Konsep sentral teori modeling dan role modeling yaitu pasien sebagai manusia yang holistik dan memiliki kemampuan berafiliasi. Dalam melakukan perawatan, perawat diharapkan mampu menerapkan modeling dan role modeling. Modeling adalah perkembangan dari gambaran dari situasi citra perspektif klien. Ilmu dari Modeling adalah kesatuan dari keilmuan dan analisis dari data klien yang dikumpulkan. Modeling terjadi sebagai penerimaan dan pemahaman perawat terhadap kliennya secara holistik. Modeling, dapat disimpulkan bahwa klien adalah sebagai model yang menjadi focus perawat untuk memahami klien dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan guna mencapai status kesehatan yang optimal.
Seni Role Modeling terjadi ketika perawat merencanakan dan mengimplementasikan intervensi yang unik bagi klien. Keilmuan dari Role Modeling terjadi saat intervensi keperawatan yang berdasarkan teori dalam praktik keperawatan. Role Modeling adalah inti dari asuhan. Role Modeling membutuhkan penerimaan tanpa syarat dari seseorang untuk mendorong dan memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan seseorang sebagai modelnya. Role Modeling mengawali langkah kedua proses analisis keperawatan untuk merencanakan intervensi keperawatan. Role modeling dipandang sebagai seperangkat rencana keperawatan yang dibuat bersama klien untuk menjadi acuan dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan.
Keperawatan adalah bantuan yang holistic dari seseorang dengan aktifitas perawatan dirinya yang berhubungan dengan kesehatannya. Ini merupakan proses interaksi interpersonal yang merupakan kekuatan asuhan untuk dapat berkembang, bebas dan meneruskan sumber-sumber koping dengan lingkungan sekitarnya. Tujuannya untuk mencapai status kesehatan yang optimal.
Penerimaan pasien tanpa syarat. Menerima manusia sebagai sesuatu yang unik, bermanfaat dan sebagai individu yang penting tanpa adanya batasan. Sangat penting untuk memfasilitasi individu dalam mengembangkan kemampuannya. Perawat menggunakan empati untuk menolong individu, belajar menerima dan menghormati klien. Penerimaan memfasilitasi terjadinya menggerakkan sumber-sumber yang dibutuhkan sebagai usaha individu untuk beradaptasi dan mencapai keseimbangan.
Lebih lanjut Ericson memaparkan bahwa konsep manusia yang holistik memiliki perkembangan sepanjang masa. Perkembang kehidupan melalui tahap Psikososial dan kognitif ( Irvin, 1997 )
a. Tahap psikologi
Setiap tahap perkembangan menampilkan tugas perkembangan yang sangat menentukan, membuat keputusan antara alternative tingkat dasar ( misalnya percaya vs. tidak percaya atau otonomi versus ragu-ragu). Sebagai individu yang matang dapat bernegosiasi atau mengatasi krisis setiap tahapan perkembangan tersebut, individu mempunyai daya tahan yang kuat dan sikap untuk berperan dalam pembentukan karakter dan kesehatan individu sesuai budayanya.
b. Tahap Kognitif
Perkembangan berpikir seperti yang terjadi pada perkembangan psikososial dan sikap. Piaget meyakini bahwa perkembangan kognitif itu terjadi secara runtun dan dia juga mengidentifikasi beberapa proses dari periode tersebut. Intinya ada empat periode : yaitu sensori motor, pre operasional, operasional dan operasional formal
Disamping hal tersebut Erickson menjelaskan bahwa individu yang holistik dan unik disebabkan oleh kemampuan individu tersebut untuk beradaptasi seperti bagan berikut
Kemampuan manusia untuk berafiliasi juga terut menentukan kemampuan adaptasinya. Adaptasi terjadi sebagai respon individu terhadap stressor internal dan eksternal dalam kesehatan dan pertumbuhan. Adaptasi menggerakkan sumber-sumber koping internal dan eksternal. Bila adaptasi terjadi tidak satu subsitem-pun dalam kondisi bahaya. Kemampuan individu untuk menggerakkan sumber-sumber digambarkan oleh The Adaptive Potential Assessment Model (APAM). APAM mengidentifikasi tiga perbedaan kemampuan koping: membangun (impoverisment), keseimbangan (equilibrium) (adaptif dan maladaptif), dan memperbaiki (Arousul). Masing-masing pernyataan ini mengetengahkan perbedaan kemampuan untuk menggerakkan sumber-suber perawatan diri. Pergerakan yang dimaksud disini dipengaruhi oleh kemampuan seseorang untuk bertahan dan adanya stressor baru. Perawat dapat menggunakan model ini untuk meramalkan kemampuan individu dalam menggerakkan sumber-sumber perawatan diri dalam menghadapi stress( Hertz, 1997 )
Keperawatan dipandang sebagai proses interaksi interpersonal dalam upaya mengembangkan potensi individu, mengenali masalah kesehatan yang dihadapi serta mengembangkan sumber-sumber coping individu terhadap lingkungan sekitarnya. Perawat hanya berperan sebagai fasilitator bagi klien untuk mengenal, mengatasi dan mengembangkan dengan lingkungan social dalam upaya mencapai kesehatan yang optimal. Asuhan merupakan gabungan dan integrasi dari kognitif, fisiologik dan proses sikap dengan membantu klien untuk memelihara kesehatan yang holistic. Asuhan dilakukan oleh perawat dalam upaya untuk mengetahui dan memahami model personal klien dalam perspektif klien dan untuk menghargai nilai dan kepentingan klien.
REFERENSI
Anonim, ( 1997 ), Modeling and Role Modeling Theory,History, Diakses 6 November 2008 dari http://www.mrmnursingtheory.org/overview.htm
Tomey, Ann Marriner & Alligood, Martha R. (2006). Nursing Theorists and Their
Work. (4th ed). St Louis : Mosby-Year book Inc.
Hertz, Judith, ( 1997 ), Modeling and Role Modeling Theory : An Introduction , Diakses 6 November 2008 dari http://www.mrmnursingtheory.org/overview.htm

Irvin, Barbara, ( 1997 ), Modeling and Role Modeling , Selected Definitions, Diakses 6 November 2008 dari http://www.mrmnursingtheory.org/overview.htm